Keunikan di Balik Aksi Bela Islam III, Perlu Dilihat

Banyak hal-hal menarik dan unik, di balik aksi super damai Bela Islam III, Jumat 2 Desember 2016 pagi hingga siang tadi, di Monumen Nasional (Monas).

Mulai dari hal-hal yang unik, di luar kebiasaan, hingga suatu yang menakjubkan yang mungkin hampir tidak pernah terjadi di era modern.

1. People of Power yang Super Damai
Sejumlah media menyebut, massa Aksi Bela Islam III yang menuntut tersangka dugaan penistaan agama, Basuki Tjahja Purnama ditangkap, berjumlah ratusan ribu. Angka 250 ribu hingga 300 ribu disebutkan. Tapi saya lebih percaya, massa itu melebihi aksi 4 November atau 411, jutaan umat.

Berbagai foto diambil, terutama dari sisi atas, memperlihatkan kalau di dalam Monas saja sudah tidak tertampungi. Hingga meluber ke jalan Thamrin.

Berkaca people power di Filipina yang melengserkan kursi Ferdinan Markos, atau Reformasi di Indonesia pada 1997-1998, pengerahan massa dalam jumlah besar cenderung mengarah ke pergantian rezim. Tapi, aksi 411 dan 212, jelas jauh dari itu. Sesuai namanya, Aksi Super Damai!
Massa Aksi Bela Islam III dilihat dari atas

Di Jalan Thamrin dari atas

2. Sholat Menggunakan Sepatu
Untuk di Indonesia, sholat biasa dilakukan di masjid atau hamparan lapangan luas. Di masjid, tentu tidak boleh mengenakan sepatu atau alas kaki lainnya.

Sementara di hamparan lapangan, alas kaki sejatinya tetap harus dilepas dan disimpan di sebelah kiri atau kanan. Tak jarang juga diselipkan di depan.

Namun dalam Aksi Bela Islam III, beberapa terpaksa sholat dengan tidak melepas sepatu. Beberapa jurnalis Istana, yang mengikuti Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla sholat berjemaah di Monas, sholat tanpa melepas sepatu. Itu dilakukan, karena dalam kondisi hujan.

Sholat tanpa melepas sepatu. Foto mbak Nita 

3. Cara Unik Lindungi Anak Dari Hujan
Jelang puncak sholat Jumat, dalam Aksi Bela Islam III yang super damai itu, hujan deras mengguyur kawasan Monas, lokasi aksi.

Hingga sholat dilakukan, hujan terus mengguyur. Tapi jutaan jemaah yang sudah hadir sejak pagi, tidak bergeser untuk berteduh.

Diantara jutaan jemaah itu, ada diantaranya anak-anak yang tentu mengikuti orangtua mereka. Tanpa mempersiapkan akan terjadi hujan sehingga tidak menyediakan payung, tapi banyak cara melindungi si buah hati ini agar tidak terkena hujan.

Salah satunya dengan cara ini. Bantal dijadikan tempat berteduh si kecil. Orangtua hebat!
Seorang bapak melindungi dua buah hatinya dari hujan yang mengguyur kawasan Monas
Foto bang Chaidir Rahman.

4. Peras Sajadah
Lazimnya, sepulang sholat jumat, sajadah juga berfungsi ganda. Setelah digunakan sebagai alas ketika sholat, biasanya juga digunakan untuk melindungi kepala dari panas atau hujan.

Tapi di Aksi Bela Islam III yang super damai ini, sajadah sudah seperti direndam. Sehingga usai sholat, bukan dijadikan alas kepala untuk melindungi dari terik atau hujan, tapi diperas biar kering.
Sajadah basah, harus diperas. Foto Bang Chaidir
5. Rumput dan Taman Terjaga
Pada Aksi Bela Islam I di depan Balaikota, persoalan taman menjadi sorotan. Sebab, ada beberapa tanaman yang rusak dan harus diganti setelah aksi itu.

Beberapa media menyorotnya. Ada sebagian pihak menyesalkan. Namun ada juga yang menganggap media terlalu over dengan hanya mengangkat taman rusak, bukan substansi soal penistaan agama.

Namun pada Aksi Bela Islam II pada 4 November atau 411, masalah injak rumput dan taman, menjadi ramai. Hasilnya, massa 411 tidak menginjak taman dan bahkan menjaga kebersihan dengan baik.

Begitu juga saat aksi 212, Jumat 2 Desember ini. Menginjak taman menjadi topik hangat yang harus dijaga. Patut disyukuri, karena aksi massa selama ini diidentikkan dengan kerusakan fasilitas. Namun dua kali aksi umat yakni 411 dan 212, itu terpatahkan.


Comments