Ketika Naik Ojek Online Gratis Pengawal


 Senin 28 Agustus 2017, pulang kerja, seperti biasanya sampai hampir tengah malam. Dengan moda transportasi kereta listrik atau KRL, kami naik dari Stasiun Manggarai dan turun di Stasiun Citayam.

Walau rumah di Depok, tapi lokasinya lebih dekat dengan Stasiun Citayam, ketimbang Stasiun Depok Lama atau Depok Baru.

Untuk hari ini, kebetulan saya tidak membawa motor ke tempat penitipan, yang biasa dilakukan setiap berangkat kerja. Maka jadilah, memesan ojek online. Senin malam itu, saya melihat jam sudah menunjukkan pukul 10.30 WIB. Lumayan larut untuk daerah pinggir yang belum terlalu ramai seperti di kota besar.

Terbesit untuk mencari tebengan dengan sesama roker (rombongan kereta) kompleks perumahan kami, namun hampir semuanya sudah pulang sejak sore hingga magrib tadi. Kalau pun ada, masih terlalu jauh.

Awalnya, ada rasa waswas. Apakah ada ojek online yang ingin mengambil orderan saya ke perumahan. Mengingat kembali cerita, seorang driver ojek online beberapa bulan lalu, dihadang di depan kompleks kami oleh sekelompok orang, yang kemudian disebut begal. Kabarnya selamat, namun sempat membuat heboh. Di kompeks kami juga sempat membahas lama.

Memang kondisi di depan kompleks dari jalan raya, agak gelap. Masuk ke kompleks kami, juga masih melewati lahan perkebunan di sisi kiri dan kanan. Di situlah kabarnya driver ojek online ini sempat hendak dibegal.

Saya mencoba memesan. Istri saya sudah dijemput adik, yang tentu tidak bisa bolak balik atau berboncengan bertiga. Saya hanya nekat untuk memesan, siapa tahu ada yang mau. "Ya mentok-mentok pakai ojek pangkalan," gerutuku.

Tidak butuh waktu lama, seorang driver salah satu ojek online itu, menerima permintaan itu. Langsung saya telepon, maksudnya biar tidak di cancel. Ternyata bapak itu, menerima dan siap mengantarkan. Janjianlah kami di suatu tempat, tidak jauh dari Stasiun Citayam di bagian belakang.

Beberpa menit berjalan, sang driver itu sangat ramah. Bahkan beberapa kali kami berdiskusi ringan terutama soal jalan. Lewat lah di perkebunan dan tanah kosong. Saya mulai curiga, ada sebuah motor di belakang yang terus membuntuti kami. Pikiran saya, motor ini bisa saja menyalip kami, karena driver ojek online saya ini tidak kencang.

Sempat muncul pemikiran saya, jangan-jangan orang ini membuntuti dengan maksud jahat. Pikiran saya pun tertuju pada peristiwa upaya pembegalan driver ojen online di depan perumahan kami.

Saya tidak bisa melihat dari kaca spion, karena terhalang silaunya lampu motor. Saya juga tidak terpikirkan untuk menengok ke belakang, memastikan siapa orang ini. Namun kecurigaan saya ini, tidak saya utarakan ke driver yang mengantarkan saya. Dia pun tetap santai, sambil berbicara ringan.

Tiba lah memasuki kompleks saya. Lokasi kompleks yang harus melewati jalan sepi, agak gelap dan di sisi kiri dan kanan. Driver yang mengantarkan saya, tiba-tiba lebih memelankan jalannya. Mungkin karena jalannya agak rusak.

Tapi motor yang di belakang, tiba-tiba tancap gas dan menyalip kami. Bahkan dengan motor yang masih berjalan karena turunan, dia berdiri menengok kebun di kiri dan kanan yang masih gelap.

Saya dibuat kaget, terus terang. Dan dari situ, saya baru tahu kalau di belakang kami adalah rekan driver saya ini, karena saya melihat kostum yang digunakan.

"Ada apa pak? Kenapa itu," tanya ku, melihat rekannya itu berdiri dari motornya sembari menengok kiri dan kanan arah kebun.

Sang driver yang mengatar saya, berusaha menenangkan saya. Dia mengatakan, itu temannya yang ikut mengantar.

"Jadi kami, kalau sudah di atas jam 10 untuk perumahan (tempat saya tinggal), ada yang temanin pak, Khusus untuk perumahan ini," katanya.

Lalu dia kemudian bercerita kejadian yang menimpa temannya itu. "Alhamdulillah selamat pak," katanya.

Saya kemudian berpikir, inilah solidaritas yang luar biasa. Sesama profesi, saling membantu untuk mencari nafkah. Dan tentu bagi saya, mereka juga berperan dalam hal keamanan dan ketertiban.

Saya juga jadi berpikir, masih beruntung mereka mau ambil orderan ke kompleks kami, yang hampir tengah malam juga. Mereka ridho mencari makan, tetapi keamanan juga tentu harus dijaga, setidaknya dari mereka sendiri.

Dari awalnya saya waswas dalam perjalanan dari Stasiun Citayam hingga rumah, berubah lega. Ternyata, dalam perjalanan lebih kurang 10 menit itu, saya dikawal.

Bahkan aksi 'sang pengawal' itu ketika tiba di lokasi yang sebelumnya menjadi tempat percobaan pembegalan yang menimpa rekan mereka, ia sangat sigap memastikan di sekeliling, adalah area yang aman.

Salut untuk semua profesi yang mereka memiliki rasa empati, humanity dan kebersamaan serta solidaritas yang tinggi.

Comments